Selasa, 07 Maret 2017

VMWare Networking Concept [Bridged, NAT, Host Only, LAN Segment]

diagram-b
Beberapa saat lalu dapat pertanyaan dari teman mengenai konsep network adapter yang ada di VMWare Workstation. Disitu ada Bridged, NAT, Host Only dan LAN Segment. Kayaknya network adapter di VirtualBox juga konsepnya mirip sih dengan VMWare (rada lupa, lama ga pake VBox). Nah misal paham konsep network adapter di VMWare ini minimal bisa diterapin buat bikin simulasi yang lebih keren, misal simulasi VMWare+GNS3, VM di bridging ke jaringan real, atau gabungin skenario VM konek internet dan GNS3.
Secara garis besar di VMWare Workstation ada 4 jenis network adapter (aku sebutin diatas) yang bisa dipake oleh Guest VM. Tiap-tiap jenis punya karakternya sendiri-sendiri. Misal pada gambar diatas ceritanya ada VM1-VM6 itu adalah Guest VM, terhubung dengan vm network adapter yang beda2 jenisnya (sesuai warna). Berikut penjelasan ala setauku:
*Terminologi :
Host VM = PC yang melakukan virtualisasi, PC yang jalanin VMWare
Guest VM = Virtual machine dalam VM
Outside networkjaringan luar, jaringan real = jaringan yang terhubung dengan interface fisik Host VM
Virtual network = network dalam VM atau dalam simulasi
  1. Bridged
Bridged sederhananya adalah ngebridging Guest VM ke jaringan real (maksudnya jaringan yang terhubung secara langsung dengan interface fisik Host VM). Jadi seolah-olah Guest VM menjadi PC yang nyata ada di jaringan real. Misal di jaringan real (yg terhubung dg Host VM) ada DHCP maka Guest VM ini bakal dapet DHCP juga. Flow traffiknya seperti pada gambar diatas, yaitu dari Guest VM bisa berhubungan langsung dengan perangkat di jaringan real dan juga sebaliknya.
Lalu Bridged defaultnya adalah automatic, tapi kita bisa setting juga mappingannya. Misal contoh settingan VMWare laptopku dibawah ini aku mapping VMNet0 dengan GigabitEthernet (wired) sedangkan VMNet1 dengan Wireless.
1a
  1. NAT
NAT konsepnya adalah Host VM akan mentraslasikan traffic dari NAT ke luar. Jadi Guest VM yang menggunakan network adapter NAT maka akan dapat berhubungan dengan perangkat-perangkat di network real tapi source IPnya akan ditranslasikan ke IP Host VM. Sedangkan dari luar tidak akan bisa menghubungi Guest VM karena dari luar hanya kenal sampai IP Host VM.
  1. Host Only
Host only adalah koneksi yang dapat digunakan untuk menghubungkan Guest VM dengan Host VM. Host VM akan membuat virtual adapter yang digunakan untuk berhubungan dengan Guest VM. Di Host Only ini ada fitur service DHCP bawaan juga yang bisa dienable/disable.
  1. LAN Segment
LAN Segment bisa di add and remove seenak jidat, dipake buat segmentasi jaringan virtual, tapi hanya dapat digunakan oleh Guest VM dan fungsinya setauku emang bener-bener dipake buat segmentasi doing, tidak ada service DHCP atau apapun bawaan. LAN segment juga tidak dapat terhubung dengan Host VM.
LAN Segment

Arsitektur Virtual Mesin VMWare

Konsep dari Virtualisasi Mesin ini dipakai untuk menjalankan banyak sistem virtual (tidak terlihat fisiknya) dalam satu perangkat (hardware) dan dapat menjalankan aplikasi-aplikasi layaknya mesin nyata. Istilah Virtual Machine (VM) sendiri mulai dikenalkan oleh IBM ketika meluncurkan sistem operasi mainframenya pada tahun 1965-an. Ketika membuat VM kita hanya memerlukan aplikasi VMware dan satu komputer nyata, sehingga tidak diperlukan melakukan partisi maupun boot ulang.
Dengan konsep virtualisasi ini, akan terjadi pembungkusan Operating system oleh aplikasi yang biasanya disebut VMware Virtualization Layer. Layer ini sejajar dengan aplikasi pada mesin nyata, namun kelebihan dari layer ini adalah dapat mengakses resource atau memanage resource pada mesin nyata. Virtualisasi meliputi 4 elemen yaitu : CPU, Memory, Network, dan Harddisk. Keempat elemen tersebut nantinya akan dibagi sesuai dengan kebutuhan mesin virtual kita, sehingga tidak akan mungkin apabila mesin virtual kita punya spesifikasi memory, harddisk, maupun jumlah core CPU yang melebihi spesifikasi mesin nyata (host).
Salah satu aplikasi populer untuk menggunakan Virtualiasi ini adalah VMware Workstation. VMware Workstation adalah perangkat lunak desktop untuk pengembang dan profesional IT yang memungkinkan untuk menjalankan beberapa sistem desktop dan operasi server berbasis x86 secara bersamaan pada satu PC, di jaringan penuh, tanpa reboot maupun mempartisi hard drive fisik seperti yang dibahas sebelumnya.
Penggunaan VMware Workstation adalah untuk :
·         Memperlancar pengembangan perangkat lunak dan pengujian
·         Meningkatkan produktivitas perusahaan IT
·         Memfasilitasi kerjasama tim di antara para pengembang software dan profesional IT demo berbasis komputer-pelatihan
·         Mengurangi biaya hardwareKonsep dari Virtualisasi Mesin ini dipakai untuk menjalankan banyak sistem virtual (tidak terlihat fisiknya) dalam satu perangkat (hardware) dan dapat menjalankan aplikasi-aplikasi layaknya mesin nyata. Istilah Virtual Machine (VM) sendiri mulai dikenalkan oleh IBM ketika meluncurkan sistem operasi mainframenya pada tahun 1965-an. Ketika membuat VM kita hanya memerlukan aplikasi VMware dan satu komputer nyata, sehingga tidak diperlukan melakukan partisi maupun boot ulang.
Dengan konsep virtualisasi ini, akan terjadi pembungkusan Operating system oleh aplikasi yang biasanya disebut VMware Virtualization Layer. Layer ini sejajar dengan aplikasi pada mesin nyata, namun kelebihan dari layer ini adalah dapat mengakses resource atau memanage resource pada mesin nyata. Virtualisasi meliputi 4 elemen yaitu : CPU, Memory, Network, dan Harddisk. Keempat elemen tersebut nantinya akan dibagi sesuai dengan kebutuhan mesin virtual kita, sehingga tidak akan mungkin apabila mesin virtual kita punya spesifikasi memory, harddisk, maupun jumlah core CPU yang melebihi spesifikasi mesin nyata (host).
Salah satu aplikasi populer untuk menggunakan Virtualiasi ini adalah VMware Workstation. VMware Workstation adalah perangkat lunak desktop untuk pengembang dan profesional IT yang memungkinkan untuk menjalankan beberapa sistem desktop dan operasi server berbasis x86 secara bersamaan pada satu PC, di jaringan penuh, tanpa reboot maupun mempartisi hard drive fisik seperti yang dibahas sebelumnya.
Penggunaan VMware Workstation adalah untuk :
·         Memperlancar pengembangan perangkat lunak dan pengujian
·         Meningkatkan produktivitas perusahaan IT
·         Memfasilitasi kerjasama tim di antara para pengembang software dan profesional IT demo berbasis komputer-pelatihan
·         Mengurangi biaya hardwareKonsep dari Virtualisasi Mesin ini dipakai untuk menjalankan banyak sistem virtual (tidak terlihat fisiknya) dalam satu perangkat (hardware) dan dapat menjalankan aplikasi-aplikasi layaknya mesin nyata. Istilah Virtual Machine (VM) sendiri mulai dikenalkan oleh IBM ketika meluncurkan sistem operasi mainframenya pada tahun 1965-an. Ketika membuat VM kita hanya memerlukan aplikasi VMware dan satu komputer nyata, sehingga tidak diperlukan melakukan partisi maupun boot ulang.
Dengan konsep virtualisasi ini, akan terjadi pembungkusan Operating system oleh aplikasi yang biasanya disebut VMware Virtualization Layer. Layer ini sejajar dengan aplikasi pada mesin nyata, namun kelebihan dari layer ini adalah dapat mengakses resource atau memanage resource pada mesin nyata. Virtualisasi meliputi 4 elemen yaitu : CPU, Memory, Network, dan Harddisk. Keempat elemen tersebut nantinya akan dibagi sesuai dengan kebutuhan mesin virtual kita, sehingga tidak akan mungkin apabila mesin virtual kita punya spesifikasi memory, harddisk, maupun jumlah core CPU yang melebihi spesifikasi mesin nyata (host).
Salah satu aplikasi populer untuk menggunakan Virtualiasi ini adalah VMware Workstation. VMware Workstation adalah perangkat lunak desktop untuk pengembang dan profesional IT yang memungkinkan untuk menjalankan beberapa sistem desktop dan operasi server berbasis x86 secara bersamaan pada satu PC, di jaringan penuh, tanpa reboot maupun mempartisi hard drive fisik seperti yang dibahas sebelumnya.
Penggunaan VMware Workstation adalah untuk :
·         Memperlancar pengembangan perangkat lunak dan pengujian
·         Meningkatkan produktivitas perusahaan IT
·         Memfasilitasi kerjasama tim di antara para pengembang software dan profesional IT demo berbasis komputer-pelatihan
·         Mengurangi biaya hardware

Senin, 06 Maret 2017

Proses Booting

PROSES BOOTING ITU APA SIHH ??!

Sebenarnya, apa sih yang dimaksud dengan proses booting itu? Langkah awal dalam mengoperasikan komputer adalah proses booting. Proses booting adalah suatu proses yang terjadi pada saat seseorang menghidupkan komputer, dimana masuknya arus listrik ke dalam peralatan komputer dan kemudian sistem memeriksa ada atau tidaknya perangkat keras ( hardware ) yang terhubung pada komputer, agar komputer dapat berkomunikasi dengan pengguna (user).

BAGAIMANA TAHAP-TAHAP TERJADINYA PROSES BOOTING??

Tahap awal pada proses booting yang dilakukan oleh sistem operasi adalah bootsrap loader. Bootsrap loader adalah aplikasi pertama yang dijalankan BIOS sesaat setelah booting. Bootloader akan meload kernel yang menjalankan sistem operasi, serta bertujuan untuk melacak semua alat input dan alat output yang terpasang atau terhubung pada komputer.. Dalam beberapa sistem, terdapat bootloader yang berbeda. Bootloader Windows, berbeda dengan Bootloader Linux, Berbeda juga dengan bootloader BSD.
Secara umum, gambaran tahapan-tahapan yang terjadi pada proses booting adalah sebagai berikut:
  1. Saat komputer dihidupkan, memorinya masih kosong. Belum ada instruksi yang dapat dieksekusi oleh prosesor. Oleh karena itu, prosesor dirancang untuk selalu mencari alamat tertentu di BIOS ( Basic Input Output System) ROM. Pada alamat tersebut, terdapat sebuah instruksi jump yang menuju kealamat eksekusi awal BIOS. Setelah itu, prosesor menjalankan Power On Self Test(POST), yaitu memeriksa kondisi hardware yang terhubung pada komputer.
  2. Setelah itu, BIOS mencari Video Card. Secara khusus dia mencari BIOS milik Video Card. Kemudian sistem BIOS menjalankan Video Card BIOS. Barulah sesudah itu, Video Card di inisalisasi.
  3. Kemudian BIOS memeriksa ROM pada hardware yang lain, apakah memiliki BIOS yang tersediri apakah tidak. Jika ya, maka akan dieksekusi juga.
  4. Lalu BIOS melakukan pemeriksaan lagi, misalnya memeriksa besar memori dan jenis memori. Lebih lanjut lagi, dia memeriksa hardware yang lain, seperti disk. Lalu dia mencari disk dimana proses boot bisa dilakukan, yaitu mencari boot sector. Boot sector ini bisa berada di hard disk, atau floppy disk.

Pada windows, proses start up booting dapat diuraikan sebagai berikut :
  1. MBR (Master Boot Record) adalah sebuah program yang sangat kecil yang terdapat pada sector pertama hardisk, MBR kemudian me-load suatu program bernama NTLDR ke dalam memori.
  2. NTLDR kemudian memindahkan komputer ke “flat memory model” (bypassing the 640KB memory restrictions placed on PCs) kemudian membaca file BOOT.INI.
  3. Jika komputer mempunyai beberapa partisi yang bootable, NTLDR akan menggunakan informasi yang terdapat pada file BOOT.INI untuk menampilkan pilihan boot, apabila hanya terinstall windows xp saja maka tampilan menu akan dilewati dan windows akan me-load windows xp.
  4. Sebelum meload windows xp, NTLDR membuka program lain ke dalam memory yang disebut NDETEC.COM. File ini melakukan pengecekan semua hardware yang terdapat pada komputer. Setelah semua hardware ditemukan, NDTECT.COM memberikan kembali informasi tersebut ke NTLDR.
  5. NTLDR kemudian berusaha me-load versi Windows XP yang dipilih pada step 3. Hal ini dilakukan dengan menemukan file NTOSKRNL pada folder System32 yang terdapat pada directory windows xp . NTOSKRNL adalah program utama pada system operasi windows yaitu sebuah “kernel” Setelah kernel tersebut di-load ke memory, NTLDR passes control of the boot process to the kernel and to another file named HAL.DLL. HAL.DLL controls Windows’ famous hardware abstraction layer (HAL)
  6. NTOSKRNL kemudia menangani proses boot selanjutnya. Langkah pertama adalah meload beberapa “low-level system drivers”. Kemudian NTOSKRNL me-load semua file-file yang dibutuhkan untuk membuat “core” sistem operasi windows xp.
  7. Kemudian, Windows akan memverifikasi apakah terdapat lebih dari satu konfigurasi hardware profile pada komputer, kalau terdapat lebih dari satu hardware profile windows akan menampilkan menu pilihan, tetapi apabila hanya terdapat satu profile maka windows akan langsung me-load default profile.
  8. Sesudah windows mengenali hardware profile yang digunakan, windows kemudian me-load semua device driver untuk semua hardware yang terdapat pada komputer, Pada saat ini tampilan monitor menampilkan “Welcome To Windows XP boot screen”.
  9. Terakhir windows menjalankan semua service yang dijadwalkan secara otomatis. Pada saat ini tampilan monitor menampilkan “logon screen”.


Dan berdasarkan prosesnya, booting dapat dikenali dengan beberapa jenis, yaitu:
  1. Cold Boot → Boot (proses menghidupkan komputer) yang terjadi pada saat komputer dalam keadaan mati. Cold boot dilakukan dengan cara  menghidupkan komputer dengan menekan tombol switch power. Booting dingin mendaur ulang akses memori acak komputer sekaligus juga menghapus virus-virus yang mungkin berada dalam memori sebelumnya.
  2. Warm Boot → Boot (proses menghidupkan komputer) yang terjadi pada saat komputer dialiri listrik kembali dan listrik dimatikan hanya sejenak. Dengan tujuan mengulang kembali proses komputer dari awal. Warm Boot ini biasanya terjadi disebabkan oleh software crash atau terjadi pengaturan ulang dari sistem. Atau Warm boot bisa juga diartikan mengaktifkan kembali tanpa harus dimatikan terlebih dahulu, misalnya dengan menekan tombol reset, atau memencet sekaligus tombol CTRL+ALT+DEL pada sistem operasi Disk Operating System (DOS). Me-restart komputer dengan menekan Ctrl+Alt+Del atau melakukan shutdown dan restart. Booting panas ini dapat dideteksi dan dimanipulasi oleh virus.
  3. ­­­­­­­Soft Boot → Boot (proses menghidupkan komputer) yang dikendalikan melalui sistem.
  4. Hard Boot → Boot (proses menghidupkan komputer) yang dilakukan dengan cara dipaksa.
  5. ReBoot → Peristiwa mengulang kembali sistem dari awal. reBoot dilakukan oleh beberapa hal, antara lain seperti sistem tidak bereaksi dalam beberapa lama, atau terjadi perubahan setting dalam sistem.


MENGAPA PERANAN BIOS SANGAT PENTING DALAM PROSES BOOTING ??

Istilah BIOS (Basic Input Output System ) pertama kali muncul dalam sistem operasi CP/M yang merupakan salah datu bagian dari CP/M yang dimuat pada saat proses booting dimulai. BIOS berhadapan langsung dengan perangkat keras (beberapa mesin yang menjalankan CP/M memiliki boot loader sederhana dalam ROM). Kebanyakan, versi DOS memiliki sebuah berkas yang disebut “IBMBIO.COM” (IBM PC-DOS) atau “IO.SYS” (MS-DOS) yang berfungsi sama seperti halnya CP/M disk BIOS.
BIOS menyediakan komunikasi antarmuka tingkat rendah, dan dapat mengendalikan banyak jenis perangkat keras (seperti keyboard). Karena kedekatannya dengan perangkat keras, BIOS umumnya dibuat dengan menggunakan bahasa rakitan (assembly) yang digunakan oleh mesin yang bersangkutan.
BIOS dalam sistem komputerIBM PC atau kompatibelnya (komputer yang berbasis keluarga prosesorIntel x86) merujuk kepada kumpulan rutin perangkat lunak yang mampu melakukan hal-hal berikut:
1. Inisialisasi (penyalaan) serta pengujian terhadap perangkat keras (dalam proses yang disebut dengan Power On Self Test, POST).
2.Memuat dan menjalankan sistem operasi.
3.Mengatur beberapa konfigurasi dasar dalam komputer (tanggal,waktu,konfigurasi media penyimpanan, konfigurasi proses booting, kinerja, serta kestabilan komputer).
4.Membantu sistem operasi dan aplikasi dalam proses pengaturanperangkat keras dengan menggunakan BIOS Runtime Services.

Demikianlah artikel singkat yang saya rangkum mengenai proses booting ( booting process ), semoga bermanfaat bagi anda.

Install Debian 8 di VMWARE


4.1. Metode Instalasi

Sistem Debian dapat diinstal dari beberapa tipe media, sejauh mesin BIOS nya mengizinkannya. Anda dapat membootnya dari CD-ROM, USB Key, atau bahkan melalui jaringan.
KEMBALI KE DASAR BIOS, antarmuka hardware/software
BIOS (singkatan dari Basic Input/Output System) ialah perangkat lunak yang disertakan di motherboard (papan elektronik yang menghubungkan seluruh peripheral) dan dieksekusi ketika memboot komputer, untuk memuat sebuah sistem operasi (melalui bootloader yang diadaptasi). Berada di background untuk menyediakan antarmuka antara perangkat keras dan perangkat lunak (dalam hal ini, kernel Linux).

4.1.1. Menginstall dari CD-ROM/DVD-ROM

Pada umumnya metode instalasi ialah dari CD-ROM (atau DVD-ROM, yang mungkin caranya sama saja): komputer diboot dari media ini, dan program instalasi mengambil alih.
Berbagai keluarga CD-ROM memiliki tujuan berbeda: netinst (instalasi berbasis jaringan) berisi installer dan sistem Debian dasar; seluruh program kemudian diunduh. “Citra” ini, itulah sistem berkas ISO-9660 yang berisi konten disk yang sebenarnya, hanya mengambil sekitar 150 hingga 280 MB (tergantung arsitekturnya). Di sisi lain, set lengkapnya menawarkan seluruh paket dan dapat untuk diinstall pada komputer yang tak ada koneksi Internet; memerlukan sekitar 84 CD-ROM (atau 12 DVD-ROM, atau dua disk Blu-ray). Namun programnya dibagi pada disk berdasarkan popularitas dan kepentingannya; tiga disk yang pertama akan penting untuk kebanyakan instalasi, karena berisi perangkat lunak yang paling sering digunakan.
Untuk mendapatkan citra CD-ROM Debian, tentu saja Anda mungkin mendunduh dan membakarnya ke disk. Anda juga dapat memesannya, dan, itu, mendukung proyek dengan finansial kecil. Periksa website untuk melihat daftar penyedia citra CD-ROM dan situs unduh.

4.1.2. Booting dari USB Key

Anda harus mengidentifikasi nama perangkat USB key (misalnya: /dev/sdb); hal termudah untuk melakukan ini ialah dengan memeriksa pesan yang dikeluarkan oleh kernel dengan menggunakan perintah dmesg. Kemudian Anda harus menyalin citra ISO yang diunduh sebelumnya (contoh debian-8.0.0-amd64-i386-netinst.iso) dengan perintah cat debian-8.0.0-amd64-i386-netinst.iso >/dev/sdb; sync. Perintah ini memerlukan hak akses administrator, karena mengakses USB key secara langsung dan menghapus seluruh isinya. Penjelasan lebih detail tersedia di panduan instalasi. Antara lain, menjelaskan metode alternatif untuk menyiapkan USB key yang lebih kompleks, namun mengizinkan untuk merubah pilihan bawaan installer (yang disetel pada baris perintah kernel).

4.1.3. Instalasi melalui Booting Jaringan

Kebanyakan BIOS mengizinkan booting langsung dari jaringan dengan mengunduh kernel dan citra sistem berkas. Metode ini (yang memiliki beberapa nama, seperti PXE atau FTFP boot) dapat menjadi penyelamat-hidup jika komputer tidak memiliki pembaca CD-ROM, atau jika BIOS tidak dapat boot dari media apapun.
Metode instalasi ini bekerja dalam dua langkah. Pertama, ketika booting komputer, BIOS (atau kartu jaringan) mengeluarkan permintaan BOOTP/DHCP untuk mendapatkan alamat IP secara otomatis. Ketika BOOTP atau server DHCP memberikan respon, beserta nama berkas, sebagaimana pengaturan jaringan. Setelah jaringan diatur, komputer klien mengeluarkan permintaan TFTP (Trivial File Transfer Protocol) untuk sebuah berkas yang namanya diindikasikan sebelumnya. Setelah berkas ini didapatkan, berkas tersebut dieksekusi sebagai bootloader. Berkas ini kemudian memulai program instalasi Debian, yang dieksekusi sebagaimana ketika dieksekusi dari perangkat keras, CD-ROM, atau USB key.

4.1.4. Metode Instalasi Lain

Ketika kita harus mendeploy instalasi khusus untuk banyak komputer, umumnya kita memilih yang otomatis daripada metode instalasi manual. Tergantung pada situasi dan kerumitan instalasi yang dibuat, kita dapat menggunakan FAI (Instalasi Penuh Otomatis, dijelaskan di Bagian 12.3.1, “Fully Automatic Installer (FAI, Pemasang Otomatis Sepenuhnya)”), atau bahkan CD instalasi khusus dengan preseed (lihat Bagian 12.3.2, “Preseeding Debian-Installer”).

4.2. Menginstall, Selangkah demi Selangkah

4.2.1. Booting dan Memulai Penginstall
Sekali BIOS mulai memboot dari CD- atau DVD-ROM, menu bootloader Isolinux muncul. Pada tahap ini, kernel Linux belum dimuat; menu ini mengizinkan Anda untuk memilih kernel untuk diboot dan memasukkan parameter yang memungkinkan untuk dikirim ke proses.
Layar boot
4.2.2. Memilih bahasa
Program instalasi dimulai dengan bahasa Inggris, namun langkah pertama memungkinkan pengguna memilih bahasa yang akan digunakan pada seluruh proses. Memilih Prancis, misalnya, akan menyediakan instalasi yang seluruhnya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Prancis (dan hasilnya sistem terkonfigurasi dalam bahasa Prancis). Pilihan ini juga dapat digunakan untuk menentukan pilihan bawaan yang sesuai pada langkah berikut (terutama tata letak papan tik).
Memilih bahasa
4.2.3. Memilih negara
Langkah kedua berisi pemilihan negara Anda. Digabungkan dengan bahasa, informasi ini mengaktifkan program yang menawarkan tata letak papan tik yang sesuai. Hal ini juga memengaruihi konfigurasi zona waktu. Di Amerika Serikat, papan tik yang disarankan ialah standar QWERTY, dan pilihan zona waktu yang sesuai ditawarkan.

Memilih negara
4.2.4. Memilih tata letak papan tik
Usulan papan tik “American English” biasanya sesuai dengan tata letak QWERTY.
Pilihan papan tik
4.2.5. Mendeteksi Perangkat Keras
Langkah ini sepenuhnya otomatis dalam berbagai kasus umumnya. Installer mendeteksi perangkat keras, dan mencoba mengidentifikasi cakram CD-ROM yang digunakan untuk mengakses isinya. Memuat modul yang sesuai dengan berbagai komponen perangkat keras yang terdeteksi, dan kemudian “mounts” CD-ROM untuk membacanya. Langkah sebelumnya sepenuhnya merupakan isi dari citra boot yang disertakan dalam CD, berkas yang berukuran terbatas dan dimuat ke dalam memori oleh BIOS ketika booting dari CD.
Installer dapat bekerja dengan sebagian besar drive, khsusnya periferal standar ATAPI (kadang-kadang disebut IDE dan EIDE). Akan tetapi, jika deteksi pembaca CD-ROM gagal, installer menawarkan pilihan untuk memuat modul kernel (misalnya dari USB key) sesuai dengan penggerak CD-ROM.
4.2.6. Memuat Komponen
Sekarang konten CD telah tersedia, installer memuat seluruh berkas yang diperlukan untuk melanjutkan pekerjaannya. Termasuk penggerak tambahannya untuk perangkat keras selanjutnya (khususnya kartu jaringan), sebagaimana komponen program instalasi.
4.2.7. Mendeteksi Perangkat Keras Jaringan
Langkah otomatis ini mencoba mengidentifikasi kartu jaringan dan memuat modul yang sesuai. Jika deteksi otomatis gagal, Anda dapat memilih modul untuk dimuat secara manual. Jika tidak ada modul yang bekerja, masih memungkinkan untuk memuat modul spesifik dari perangkat removable. Solusi terakhir ini biasanya hanya diperlukan jika penggerak yang cocok tidak disertakan dalam kernel Linux standar, namun tersedia di tempat lain, misalnya website pabriknya.
Langkah ini seharusnya sangat berhasil untuk istalasi netinst, karena paket Debian harus dimuat dari jaringan.
4.2.8. Mengonfigurasi Jaringan
Untuk sebanyak mungkin mengotomasi proses, installer berusaha mengotomasi konfigurasi jarigan dengan DHCP (untuk IPv4) dan dengan menemukan jaringan IPv6. Jika ini gagal, akan menawarkan pilihan lainnya: coba lagi dengan konfigurasi DHCP normal, mencoba konfigurasi DHCP dengan mendeklarasikan nama mesin, atau atur konfigurasi jaringan statis.

4.2.9. Kata Sandi Administrator
The super-user root account, reserved for the machine's administrator, is automatically created during installation; this is why a password is requested. The installer also asks for a confirmation of the password to prevent any input error which would later be difficult to amend.
4.2.10. Membuat pengguna Pertama
Debian juga menimpakan pembuatan akun pengguna standar agar administrator tidak mendapat kebiasaan yang buruk bekerja sebagai root. Prinsip kehati-hatian pada dasarnya bermakna bahwa setiap tugas dikerjakan dengan hak minimal, agar meminimalisir bahaya yang disebabkan oleh kesalahan manusia. Inilah mengapa installer akan meminta untuk melengkapi nama pengguna pertama, nama penggunanya, dan kata sandinya (dua kali, untuk mendhindari kesalahan input).


4.2.11. Mengonfigurasi Jam
Jika jaringan tersedia, sistem waktu internal diperbaru (singkatnya) dari sebuah server NTP. Cara ini pertanda waktu pada log akan di perbaiki dari booting pertama. Untuk hal tersebut agar waktu tepat secara konsisten, sebuah daemon NTP perlu diatur setelah instalasi awal (lihat Bagian 8.9.2, “Sinkronisasi Waktu”).
4.2.12. Mendeteksi Disk dan Device Lain
Langkah ini secara otomatis mendeteksi perangkat keras yang mungkin diinstali Debian. Akan disajikan pada langkah selanjutnya: pemartisian.

4.2.13. Memulai Alat Pemartisi
Langkah pemartisian secara tradisional sulit untuk pengguna baru. Perlu menentukan berbagai prosi untuk cakram (atau “partisi”) di mana sistem berkas Linux dan memori virtual (swap) akan disimpan. Tugas ini rumit jika sistem operasi lain yang ingin Anda biarkan telah ada di mesin. Memang, Anda perlu memastikan tidak mengubah partisi tersebut (atau mengubah ukurannya tanpa menyebabkan bahaya).
Untungnya, perangkat lunak pemartisi memiliki mode “terpandu” yang merekomendasikan pemartisian pada pengguna untuk membuat — dalam banyak kasus, Anda dapat dengan mudah memvalidasi saran perangkat lunak.

Layar pertama dalam alat pemartisi menawarkan pilihan menggunakan seluruh hard drive untuk membuat berbagai partisi. Untuk komputer (baru) yang akan sepenuhnya menggunakan Linux, pilihan ini jelas paling sederhana, dan Anda dapat mengambil pilihan “Terpandu - gunakan seluruh cakram”. Jika komputer memiliki dua hard drive untuk dua sistem operasi, pengaturan satu drive juga solusi untuk memfasilitasi pemartisian. Dalam kedua kasus ini, layar selanjutnya menawarkan untuk memilih cakram di mana Linux akan diinstall dengan memilih entri yang sesuai (sebagai contoh, “SCSI1 (0,0,0) (sda) - 12.9 GB ATA VBOX HARDDISK”). Anda kemudian memulai pemartisian terpandu.
Pemartisian terpandu juga dapat mengatur volume logikal LVM daripada partisi (lihat di bawah). Karena operasinya sama, kita tidak akan masuk ke pilihan “Terpandu - gunakan seluruh cakram dan atur LVM” (terkenkripsi atau tidak).
Dalam kasus lain, ketka Linux harus berdampingan dengan partisi lain yang sudah ada, Anda perlu memilih pemartisian manual.
4.2.13.1. Pemartisian terpandu
Alat pemandu pemartisian menawarkan tiga metode pemartisian, yang sesuai dengan penggunaan yang berbeda.
Metode pertama di sebut “Seluruh berkas dalam satu partisi”. Seluruh sistem Linux tersimpan dalam satu sistem berkas, menyesuaikan dengan direktori root /. Sederhana dan pemartisi yang tangguh sangat cocok untuk personal atau pengguna-tunggal sistem. Kenyataannya, dua partisi akan dibuat: pertama sebagai tempat sistem lengkap, yang kedua memori virtual (swap).
Metode ketua, “Partisi /home/ terpisah”, mirip, namun memecah hirarki berkas menjadi dua: satu partisi berisi sistem Linux (/), dan yang kedua berisi “direktori home” (maksudnya data pengguna, dalam berkas dan subdirektori tersedia di bawah /home/).
Metode pemartisian terakhir, disebut “Partisi /home/var/tmp terpisah”, cocok untuk server dan sistem multi-pengguna. Membagi pohon berkas ke beberapa partisi: selain partisi (/) dan akun pengguna (/home/), juga memiliki partisi untuk data perangkat lunak server (/var/), dan berkas sementara (/tmp/). Pembagian ini memiliki beberapa keuntungan. Pengguna tidak dapat mengunci server dengan menggunakan seluruh ruang cakram keras yang tersedia (mereka dapat mengisi /tmp/ dan /home/). Data daemon (khususnya log) tidak lagi dapat melog seluruh sistem.
Setelah memilih tipe partisi, perangkat lungak menghitung saran, dan menjelaskannya di layar; pengguna dapat memodifikasinya jika diperlukan. Terutama, Anda dapat memilih sistem berkas lainnya jika pilihan standar (ext4) tidak cocok. Dalam banyak kasus, akan tetapi, partisi yang disarankan cukup layak dan dapat diterima dengan memilih entri “Selesai pemartisian dan tulis perubahan ke cakram”.
4.2.13.2. Pemartisian Manual
Pemartisian manual memungkinkan fleksibilitas yang lebih, mengizinkan pengguna memilih tujuan dan ukuran setiap partisi. Lebih jauh, mode ini diharuskan jika Anda ingin menggunakan perangkat lunak RAID.
Layar pertama menampilkan cakram yang tersedia, partisinya, dan kemungkinan ruang kosong yang belum dipartisi. Anda dapat memilih setiap elemen yang ditampilkan; menekan tombol Enter kemudian muncul daftar aksi yang mungkin.
Anda dapat menghapus seluruh partisi dengan memilihnya.
KEMBALI KE DASAR Memori virtual, swap
Memori virtual mengizinkan kernel Linux, ketika kehabisan memori (RAM), untuk membebaskan ruangan dengan menyimpan bagian RAM yang telah tidak aktif selama beberapa waktu ke partisi swap di hard disk.
Untuk mensimulasikan memori tambahan, Windows menggunakan berkas swap yang secara langsung terisi pada sistem berkas. Sebaliknya, Linux menggunakan partisi khusus untuk tujuan tersebut, maka istilahnya “partisi swap”.
Ketika memilih partisi, Anda dapat menentukan cara yang akan anda gunakan padanya:
  • memformat dan menyertakannya pada pohon berkas dengan memilih titik kait;
  • gunakan sebagai parsisi swap;
  • buatnya ke dalam sebuah “volume fisikal untuk dienkripsi” (untuk melindungi confidentalitas data pada beberapa partisi, lihat di bawah ini);
  • buat sebuah “volume fisikal untuk LVM” (konsep ini dibahas lebih detil pada bab ini);
  • gunakan sebagai perangkat RAID (lihat nanti di bab ini);
  • you can also choose not to use it, and therefore leave it unchanged.









4.2.13.3. Mengonfigurasi Perangkat Multidisk (Perangkat Lunak RAID)
Beberapa tipe RAID mengizinkan duplikasi informasi yang terseimpan pada hard drive untuk menghindari kehilangan data ketika terjadi masalah perangkat keras berakibat pada salah satunya. RAID Level 1 sederhana, salinan identik (mirror) sebuah hard drive pada yang lainnya, sedangkan RAID level 5 membagi data yang berlebihan pada beberapa camram, hal tersebut memungkinkan rekonstruksi lengkap pada drive yang gagal.
kita hanya akan membahas RAID level 1, yang termudah untuk diimplementasikan. Langkah pertama melibatkan pembuatan dua partisi dengan ukuran sama pada dua hard drive yang berbeda, dan beri label “volume fisikal untuk RAID”.
4.2.13.4. Mengonfigurasi Logicam Volume Manager (LVM)
LVM memungkinkan Anda untuk membuat partisi “virtual” yang merentang sepanjang beberapa cakram. Kelebihannya ada dua: ukuran partisi tidak lagi dibatasi oleh cakram individual namun oleh volume kumulatif, dan Anda dapat mengupah ukuran partisi yang sudah ada kapanpun, mungkin setelah menambah cakram tambahan ketika diperlukan.
LVM menggunakan beberapa terminologi: partisi virtual ialah “volume logikal”, bagian dari “grup volume”, atau sebuah asosiasi beberapa “volumen fisikal”. Setiap terminologi ini bersesuai dengan partisi ”real” (atau sebuah device perangkat lunak RAID).
Teknik ini bekerja dengan cara sederhana: setiap volume, entah itu fisikal atau logikal, dibagi pada blok dengan ukuran sama, yang dibuat sesuai oleh LVM. Penambahan cakram baru akan mengakibatkan pembuatan volumen fisikal baru, dan blok baru ini dapat diasosiasikan pada beberapa grup volume. Seluruh partisi pada grup volume yang diperluas akan memiliki ruang tambahan ke dalam grup yang dapat diperluas.
Alat pemartisi mengonfigurasi LVM pada beberapa langkah. Pertama Anda harus membuat cakram yang ada partisi yang akan menjadi “volume fisikal untuk LVM”, Anda perlu memilih “Mengonfigurasi Logical Volume Manager (LVM)”, kemudian pada layar konfigurasi yang sama “Buat group volume”, ke yang akan diasosiasikan volume fisikal yang sudah ada. Akhirnya, Anda dapat membuat volume logikal denga grup volume ini. Catatan bahwa sistem pemartisi otomatis dapat melakukan seluruh langkah ini secara otomatis.
Pada menu pemartisi, setiap volume fisikal akan nampak sebagai cakram dengan satu partisi yang tidak dapat dihapus, namun dapat Anda gunakan sesuka Anda.
4.2.13.5. Mengatur Partisi Terenkripsi
Untuk menjamin kerahasiaan data Anda, misalnya ketika kehilangan atau pencurian komputer atau hard drive Anda, adalah mungkin untuk mengenkripsi data pada beberapa partisi. Fitur ini dapat ditambahkan di bawah beberapa sistem berkas, misalnya, untuk LVM, Linux (dan khususnya penggerak dm-crypt) menggunakan Device Mapper untuk membuat partisi virtual (yang isinya diproteksi) berdasarkan pada partisi pokok yang akan menyimpan data dalam bentuk terenkripsi (terima kasih untuk LUKS, Linux Unified Key Setup, format standar yang mengaktifkan enkripsi data pada penyimpanan sebagaimana informasi-meta yang menunjukkan penggunaan algoritma enkripsi).
4.2.15. Mengonfigurasi Manajer Paket (apt)
Agar dapat menginstall paket perangkat lunak tambahan, APT perlu dikonfigurasi dan diberi tahu dimana lokasi paket Debian. Langkah ini mungkin terotomasi. Dimulai dengan pertanyaan jika harus menggunakan sumber jaringan untuk paket, atau hanya melihat paket yang ada pada CD-ROM.
Jika diminta untuk mendapatkan paket dari jaringan, dua pertanyaan selanjutnya memungkinkan untuk memilih server mana untuk mengunduh paket tersebut, pertama dengan memilih negara, kemudian cermin yang tersedia pada negara tersebut (sebuah cermin ialah salinan hosting server publik seluruh berkas arsip master Debian).

Akhirnya, program menawarkan untuk menggunakan proxy HTTP. Jika tidak ada proxy, akses Internet akan langsung. Jika Anda mengetik http://proxy.falcot.com:3128, APT akan menggunakan proxy/cache Falcot, sebuah program “Squid”. Anda dapat menemukan pengaturan ini dengan memeriksa konfigurasi peramban web pada mesin lain yang terhubung pada jaringan yang sama.
4.2.16. Paket Debian Kontes Popularitas
Sistem Debian berisi paket yang disebut popularity-contest, yang bertujuan untuk menyusun statistik penggunaan paket. Setiap minggu, program ini mengumpulkan informasi paket yang terinstall dan yang baru digunakan, dan mengirim informasi ini ke server Debian secara tanpa nama. Proyek dapat menggunakan informasi ini untuk menentukan kepentingan relatif setiap paket, yang memengaruhi prioritas yang akan diberikan padanya. Khususnya paket yang paling “populer” akan disertakan pada CD-ROM instalasi, yang akan menfasilitasi akses mereka yang tidak ingin mengunduh atau membeli set lengkap.
Paket ini hanya diaktifkan ketika diminta, untuk menghargai kerahasiaan penggunaan pengguna.
4.2.17. Memilih Paket untuk Diinstall
Langkah selanjutnya mengizinkan Anda untuk memilih tujuan mesin dalam istilah yang sangat luas; sepuluh saran tugas menyesuaikan daftar paket yang akan diinstall. Daftar paket yang akan diinstall akan disempurnakan dan dilengkapi kemudian, namun ini menyediakan permulaan yang bagus dalam cara yang sederhana.
Some packages are also automatically installed according to the hardware detected (thanks to the program discover-pkginstall from the discover package). For instance, if a VirtualBox virtual machine is detected, the program will install the virtualbox-guest-dkms package, allowing for better integration of the virtual machine with the host system.
4.2.18. Menginstall Bootloader GRUB
Bootloader ialah program pertama yang dimulai oleh BIOS. Program ini memuat kernel Linux ke dalam memori kemudian mengeksekusinya. Seringkali menawarkan menu yang meungkinkan pengguna untuk memilih kernel untuk dimuat dan/atau sistem operasi yang diboot.
Secara bawaan, menu yang ditawarkan GRUB berisi seluruh kernel Linux yang terinstall, sebagaimana sistem operasi lainnya yang terdeteksi. Itulah mengapa Anda harus menerima tawaran untuk menginstallnya pada Master Boot Record. Karena memertahankan versi lama kernel menjaga kemampuan untuk memboot sistem yang sama jika kernel yang baru diinstall tidak sempurna atau adaptasi ke perangkat kerasnya buruk, seringkali masuk akal untuk membiarkan beberapa kernel versi lama terinstall.
GRUB ialah bootloader bawaan yang terinstall oleh Debian terima kasih untuk superioritas teknisnya: bekerja dengan kebanyakan sistem berkas dan tidak memerlukan perbaruan setiap kali instalasi kernel baru, karena dia membaca konfigurasinya ketika boot dan menemukan posisi yang tepat dari kernel baru. GRUB versi 1 (sekarang dikenal dengan “Grub Legacy”) tidak dapat menangani seluruh kombinasi LVM dan perangkat lunak RAID; versi 2 diinsal sebagai bawaan, lebih lengkap. Mungkin masih ada siatuasi yang lebih direkomendasikan untuk menginstall LILO (bootloader lain); installer akan menyarankannya secara otomatis.

4.2.19. Menyelesaikan Instalasi dan Memboot Ulang
Instalasi sekarang selesai, program meminta Anda untuk melepaskan CD-ROM dari pembaca dan menyalakan ulang komputer.

4.3. Setelah Boot Pertama

If you activated the task “Debian desktop environment” without any explicit desktop choice (or with the “GNOME” choice), the computer will display the gdm3 login manager.

4.3.1. Menginstall Perangkat Lunak Tambahan

Untuk memfasilitasi instalasi kelompok program yang koheren, Debian membuat “tasks” yang didedikasikan untuk penggunaan khusus (mail server, server berkas, dll.). Anda telah memiliki kesempata untuk memilihnya ketika instalasi, dan anda dapat mengaksesnya lagi terima kasih pada alat manajemen paket seperti aptitude (tasks terdaftar pada bagian yang berbeda) dan synaptic (melalui menu Sunting  Tandai Paket dengan Task…).
Aptitude ialah interaktif untuk APT dalam mode teks layar-penuh. Memungkinkan pengguna untuk menjelajah daftar paket tersedia berdasarkan berbagai kategori (paket terinstal atau tidak terinstal, berdasarkan tugas, pilihan, dll.), dan menampilkan seluruh setiap paket informasi yang tersedia (ketergantungan, konflik, penjelasan, dll.). Setiap paket dapat ditandai “instal” (untuk diinstal, tombol +), atau “remove” (untuk dibuang, tombol -). Seluruh operasi ini dapat dilakukan secara simultan setelah Anda mengkonfirmasi dengan menekan tombol g (“g” untuk “go!”). Jika Anda lupa beberapa program, tidak usah khawatir, Anda akan dapat menjalankann aptitude lagi setelah instalasi tadi telah selesai.

4.3.2. Mengupgrade sistem

Sebagai permulaan aptitude safe-upgrade (perintah yang digunakan untuk memerbarui program terinstall) umumnya diperlukan, khususnya pembaruan keamanan yang ditemukan ketika rilis terkini versi stable Debian. Pembaruan ini mungkin melibatkan beberapa pertanyaan melalui debconf, alat konfigutasi standar Debian. Untuk informasi lebih jauh mengenai pembaruan ini dilakukan oleh aptitude, silahkan merujuk ke Bagian 6.2.3, “Pembaharuan Sistem”.